Banyak kontrasepsi wanita yang tersedia. Berdasarkan masa kerjanya, kontrasepsi dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sementara (reversible) dan permanen. Pilihan kontrasepsi untuk menunda kehmailan pertama dan mengatur jarak kehamilan adalah kontrasepsi yang memiliki masa kerja bersifat sementara, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pilihan kontrasepsi rasional untuk memgakhiri kesuburan sangat dianjurkan menggunakan kontrasepsi yang memiliki masa kerja permanen yaitu kontrasepsi mantap.
a. Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin atau campuran keduanya. Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi hormonal selain suntik, pil yang diminum dan implan/susuk yaitu kontrasepsi hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo), vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah berhubungan).
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari. Beberapa alasannya adalah penggunaannya yang jangka panjang, tidak mengganggu produksi ASI serta tidak memerlukan upaya tertentu untuk mempertahankan AKDR ini bertahan di dalam rahim. Banyak jenis AKDR yang pernah berkembang di Indonesia, diantaranya adalah bentuk spiral tapal kuda, copper T. Saat ini telah dikembangkan metode terbaru dari AKDR yang dapat mengeluarkan hormon progestin levonogestrol dari tangkainya. AKDR yang populer dengan nama lenovogestrel intrauterine system (LNG-IUS) ini memberikan efek lokal pada daerah rahim (uterus) dan sekitarnya. Manfaat kontrasepsinya sangat baik dengan indeks “pearl” mencapai 0.09 dan bisa bertahan selama 5 tahun dengan efek samping cukup minimal
c. Kontrasepsi mantap wanita (tubektomi) Kontrasepsi mantap adalah pilihan untuk mengakhiri kehamilan, biasanya dianjurkan untuk ibu yang sudah memiliki cukup anak dan usia di atas 35 tahun dan harus dipilih dengan sukarela oleh akseptor. Pada tubektomi, dilakukan pemotongan tuba atau saluran yang berfungsi sebagai jalan lewat sel telur dari ovarium ke dalam rahim.
d. Kontrasepsi mantap pria (vasektomi) Vasektomi sebagai cara mantap kontrasepsi pria yang sangat efektif melindungi istri dari kehamilan dengan tingkat kegagalan 0.1 per 100 perempuan dalam tahun pertama. Vasektomi berarti pemotongan vas deferens (saluran tempat keluarnya sperma dari testis). Mengakhiri kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi harus secara sukarela, bahagia dan sehat. Untuk menilai 3 syarat tersebut, maka setiap calon akseptor vasektomi harus menjalani konseling dan seleksi kelayakan medik pratindakan.
0 komentar:
Posting Komentar