skip to main  |
      skip to sidebar

 
07.08
  Unknown
  
Kematian ibu dan bayi 

 
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur 
dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal 
dalam 100.000 persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu 
bangsa ditentukan dengan seberapa jauh gerakan keluarga berencana dapat 
diterima masyarakat. (Manuaba, 1998)
Angka kematian ibu dan kematian perinatal masih tinggi. Sebenarnya 
kematian tersebut masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi 
pada saat pertolongan pertama sangat diperlukan, tetapi penyelenggara 
kesehatan tidak sanggup untuk memberikan pelayanan. Penyebab kematian 
ibu masih tetap merupakan “trias klasik”, sedangkan sebab kematian 
perinatal terutama oleh “trias asfiksia”, infeksi, dan trauma 
persalinan. (Manuaba, 1998)
Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan 
pertolongan persalinan “dukun” sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial 
budaya dan faktor pelayanan medis. Kematian ibu (maternal) bervariasi 
antara 5 sampai 800 per 100.000 persalinan, sedangkan kematian perinatal
 berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000 persalinan hidup. (Manuaba, 
1998)
Oleh karena angka kematian ibu dan perinatal terbesar terjadi di negara 
berkembang maka WHO dan UNICEF mencetuskan ide Health for all by the 
years 2000, dengan harapan setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan 
pada tahun 2000. Konsep pelaksanaan Health for all by the years 2000 
menjadi pelayanan kesehatan utama.
 Unsur pelayanan kesehatan utama 
mencakup:
Salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan AKI adalah 
dengan menempatkan bidan di wilayah Indonesia khususnya di wilayah 
pedesaan (Depkes RI, 1995). Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu 
dengan  Safe Motherhood dan  Making Pregnancy Safer, yang mempunyai 
tujuan sama yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan
 cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang 
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu 
terjadi. Oleh karena itu, kebijaksanaan Departemen Kesehatan adalah 
mendekatkan pelayanan obstetri dan neonatal (kebidanan dan bayi baru 
lahir) kepada setiap ibu hamil sesuai dengan pendekatan  Making 
Pregnancy Safer (MPS),yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci :
Semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
 
 
Semua komplikasi obstetri mendapat pelayanan rujukan yang adekuat.
 
Semua perempuan dalam usia reproduksi mendapat akses
 
Pencegahan  dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan
dan aborsi yang tidak aman (Depkes RI, 2001).
Bidan di wilayah pedesaaan diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan 
pada ibu dengan kehamilan normal, kehamilan dengan komplikasi dan 
kehamilan resiko tinggi, serta mampu memberikan pertolongan persalinan 
normal, sehingga dapat mempercepat penurunan AKI (Depkes RI, 2002).  
Pengertian Maternal dan Neonatal
Kematian Maternal
 Kematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The 
International  Classification of Diseases  (ICD – 10) adalah kematian 
wanita yang terjadi pada saat  kehamilan, atau dalam 42 hari setelah 
berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama  dan lokasi kehamilan,
 disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau  yang 
diperberat oleh kehamilan tersebut atau penanganannya, tetapi bukan 
kematian yang  disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan.
 Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam 
kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan 
tanpa mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan tersebut 
berlangsung (FIGO, 1973).
 Terdapat 3 komponen dalam proses kematian ibu. Yang paling dekat dengan
 kematian dan kesakitan ibu adalah kehamilan, persalinan, atau 
komplikasinya. Komponen kehamilan, komplikasi, atau kematian secara 
lengkap dipengaruhi oleh 5 determinan antara, yaitu status kesehatan, 
status reproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatan, perilaku 
kesehatan, dan faktor lain yang tidak diketahui
 
Kematian Perinatal
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir 
sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) 35 
per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab  kematian yaitu karena asfiksia, 
trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan 
sebab-sebab lainnya.
Penurunan angka kematian perinatal yang lambat disebabkan oleh 
kemiskinan, status perempuan yang rendah, gizi buruk, deteksi dan 
pengobatan yang kurang cukup, kehamilan dini, akses dan kualitas asuhan 
antenatal, persalinan, dan nifas yang buruk.
Penyebab Kematian Maternal
 Trias utama kematian maternal adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsi.
.1 Sebab Obstetrik Langsung
Adalah kematian ibu karena akibat langsung dari penyakit penyulit pada 
kehamilan, persalinan dan nifas, misalnya karena infeksi, eklamsi, 
perdarahan, emboli air ketuban, trauma anestesi, trauma operasi, dan 
sebagainya.
2 Sebab Obstetrik Tidak Langsung
Adalah kematian ibu akibat penyakit yang timbul selama kehamilan, 
persalinan dan nifas. Misalnya anemia, penyakit kardio vaskuler, serebro
 vaskuler, hepatitis infeksiosa, penyakit ginjal, dan sebagainya. 
Termasuk juga adalah penyakit yang sudah ada dan bertambah berat selama 
kehamilan.
.3 Sebab  Bukan Obstetrik
Adalah kematian ibu hamil, bersalin dan nifas akibat kejadian-kejadian 
yang tidak ada hubungannya dengan proses reproduksi dan penangannya. 
Misalnya karena kecelakaan, kebakaran, tenggelam, bunuh diri, den 
sebagainya.
4 Sebab Tidak Jelas
Adalah kematian ibu yang tidak dapat digolongkan pada salah satu yang tersebut di atas.
 Dari penyebab-penyebab di atas, dapat pula bagi dalam 2 golongan:
1. Kematian yang dapat dicegah
Disebut juga preventable maternal death avoidable factors, adalah 
kematian ibu yang seharusnya dapat dicegah seandainya penderita mendapat
 pertolongan atau datang pada saat yang tepat sehingga dapat ditolong 
secara profesional dengan fasilitas dan sarana yang cukup.
2 Kematian yang tidak dapat dicegah
Yaitu unpreventable maternal death, adalah kematian ibu yang tidak dapat
 di hindari walaupun  telah dilakukan segala daya upaya yang baik. 
Misalnya pada nefritis kronis, penyakit jantung berat, dan sebagainya.
Penyebab Utama Kematian Perinatal
Penyebab langsung :
1 Persalinan premature
Persalinan preterm adalah persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500 
gram dengan organ – organ vital belum sempurna sehingga mudah terjadi 
gangguan pernapasan, gangguan pencernaan makanan, mudah terjadi infeksi 
dengan akibat AKP tinggi.
2.  Persalinan terlantar / dukun
Dengan makin meningkatnya pengetahuan dan ekonomi masyarakat, makin 
menurunkan kejadian “persalinan terlantar”. Persalinan terlantar 
merupakan persalinan yang disertai komplikasi ibu dan janin dalam bentuk
 rupture uteri imminen, infeksi intrauterine, asfiksia sampai kematian 
janin intrauterine, kelelahan ibu menghadapi persalinan (tampak lelah, 
dehidrasi, ketuban berampur mekoneum [asfiksia janin])
3. Kelainan kongenital
Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan 
pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kongenital tidak diketahui 
dengan pasti, tetapiu dapat di duga karena kelainan kromosom, pengaruh 
hormanal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan 
metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan inveksi virus (Manuaba, 
1998). Akibat kelainan kongenital bayi yang dilahirkan banyak yang tidak
 dapat bertahan hidup.
Penyebab tidak langsung
1  Anemia dan gizi rendah
2  Factor infeksi
3  Kerja saat hamil tua
4  Grandemultipara/jarak hamil pendek.
Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Maternal
Di Indonesia, faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian
maternal antara lain adalah:
1 Faktor Umum
Masih banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan diluar kurun 
waktu reproduksi yang sehat, terutama pada usia muda. Resiko kematian 
pada kelompok umur dbawah 20 tahun dan pada kelompok umur diatas 35 
tahun adalah 3x lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat (20-34 
tahun)
2 Faktor Paritas
Grandemultipara, yaitu ibu dengan jumlah kehamilan dan persalinan lebih 
dari 6 kali masih banyak terdapat. Resiko kematian maternal dari 
golongan ini adalah 8 kali lebih tinggi dari lainnya.
3 Faktor Perawatan Antenatal
Masih rendahnya kesadaran ibu-ibu hamil untuk memeriksa kandungannya 
pada sarana kesehatan, sehingga faktor-faktor yang sesungguhnya dapat 
dicegah atau komplikasi kehamilan yang dapat diperbaiki serta di obati 
tidak segera dapat ditangani. Seringkali mereka datang setelah 
keadaannya buruk.
4 Faktor Penolong
Sekitar 70-80 % persalinan masih ditolong oleh dukun beranak, baru 
setelah persalinan terlantar dan tidak dapat maju dengan disertai dengan
 gejala komplikasi yang berat (infeksi, ruptura uteri) kemudian dikirim 
ke fasilitas kebidanan yang memadai. Bila sudah demikian, apapun yang 
kita usahakan kadang kala tidak dapat menolong ibu maupun anaknya.
5 Faktor saran dan Fasilitas
Misalnya sarana dan fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan 
obat-obatan yang murah dan terjangkau masyarakat, disediakannya 
fasilitas anastesi, transportasi dan sebagainya.
6 Faktor Lainnya
Yaitu faktor sosial ekonomi, kepercayaan dan budaya masyarakat, pendidikan dan ketidaktahuan dan sebagainya.
7 Faktor Sistem Rujukan
Agar pelayanan kebidanan mudah dicapai, pemerintah telah menetapkan 
seorang ahli kebidanan disetiap ibu kota kabupaten, namun belum seluruh 
ibu kota kabupaten dapat diisi, oleh karena itu rujukan kasus kebidanan 
belum sempurna.
Pemecahan Masalah Kematian Maternal dan Perinatal
Menurut Prawirohardjo hal-hal dibawah ini sangat perlu menjadi perhatian
 untuk dikembangkan seluas-luasnya dalam membina pelayanan kebidanan 
yang baik dan bermutu:
1 Semua ibu hamil harus mendapat kesempatan dan
 menggunakan kesempatan untuk menerima pengawasan serta
 pertolongan dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
2 Pelayanan yang diberikan harus bermutu
3 Walaupun tidak semua persalinan berlangsung dirumah sakit
 namun, bila ada komplikasi harus mendapat perawatan segera
 di rumah sakit.
4 Diberikan prioritas bersalin di rumah sakit kepada:
Wanita dengan komplikasi obstetrik, seperti panggul sempit, pre-eklamsi 
dan eklamsi, kelainan letak, kehamilan ganda dan sebagainya.
 
Wanita dengan riwayat obstetrik yang jelek, seperti perdarahan 
postpartum, kematian janin sebelum lahir, dan sebagainya pada kehamilan 
sebelumnya.
 
Wanita hamil dengan penyakit umum, seperti penyakit jantung, diabetes dan sebagainya.
 
Wanita dengan kehamilan ke 5 atau lebih
 
Wanita dengan umur 35 tahun ke atas
 
Wanita dengan keadaan di rumah yang tidak memungkinkan persalinan dengan aman.
 
Adanya statistik yang baik mengenai penduduk, mengenai kelahiran 
serta kematian maternal menurut umur dan paritas, mengenai kematian 
perinatal dan mengenai sebab-sebab kematian maternal dan perinatal. 
Semuanya ini diperlukan untuk terus membina dan menyempurnakan pelayanan
 kebidanan pada masa yang akan datang.
Selain hal-hal tersebut di atas, keadaan kesehatan baik fisik maupun 
mental wanita hamil diperbaiki dan ditingkatkan. Ditambah pula dengan 
kemajuan terus menerus dalam ilmu dan praktek kebidanan, pembatasan 
jumlah anak sampai 2 atau 3 dan peningkatan taraf kehidupan rakyat pada 
umumnya
 
 
 
 
  
 
 
  
 
0 komentar:
Posting Komentar